Selasa, 30 Oktober 2012

berikut ini adalah salah satu media pembelajaran PKn kelas I semester 1 SK: Menerapkan hidup rukun dalam perbedaan KD: Menjelaskan perbedaan jenis kelamin, agama, dan suku bangsa indikator: menjelaskan perbedaan agama di Indonesia somoga media pembelajaran ini dapat permanfaat...... GBU

Selasa, 23 Oktober 2012

kisah-kasih..hee

kisah Tepat 3 bulan Iren dan Alia tinggal di ibukota Jawa Tengah. Banyak suka duka dan perjuangan yang mereka lalui bersama, senasib sepenanggungan dan kebersamaan benar- benar mereka rasakan di kota itu. Tak hanya tugas yang berhasil mereka selesaikan dengan baik dan mereka peroleh tapi juga persaudaraan dengan para pendamping, teman-teman di tempat prakerin (praktek kerja industri) dan juga teman-teman di tempat kos yang terjalin selama berada di ibukota Jawa Tengah itu. Selama menjalankan prakerin beberapa kali Iren sakit. Sakit yang cukup serius Iren rasakan dua minggu terakhir sebelum selesai prakerin. Alia yang selalu bawel memperingatkan agar minum obat, meskipun ketika Alia sakit ia juga sering bandel namun Alia selalu memperingatkan Iren. Saat di hari-hari terakhir di ibukota Jawa Tengah itu pun mereka harus tetap berusaha kuat dan Iren harus berusaha melawan rasa sakit yang ia rasakan agar tetap bisa masuk prakerin dan tentunya agar tidak merepotkan Alia dan Johan. Dikota itu selain Alia, Johanlah satu-satunya teman yang Iren kenal saat pertama kali datang di kota itu, bahkan kakaknya yang saat itu di Jakarta pun memberi kepercayaan kepada Johan untuk menjaganya selama di kota itu. 18.00 waktu makan malam di tempat mereka prakerin. Hp yang mereka tinggal di loker bisa di ambil. Ada 5 masage dan 6 panggilan tak terjawab. Ternyata 3 pesan dari Alia dan dan 6 panggilan semua dari Alia. “Ren ternyata hari ini hari batas kita bisa kos disini, kalo sampai besok kita harus bayar lagi 25.000/orang karna dulu kita masuk tanggal 29 jadi keluar juga harus tanggal yang sama tadi mbak anis bilang gitu ke aku, gimana nie Ren?”. Itu salah satu isi sms yang Alia kirim ke Iren. Waktu itu Iren benar-benar shock, hanya 15.000 uang yang tersisa di kantongnya yang rencana akan digunakan untuk ongkos pulang 11.000 dan sisa 4.000 untuk makan. Uang Alia hanya tersisa 10.000 untuk ongkos pulang kerumah tantenya di semarang,uang mereka memang sangat mepet karena Iren yang beberapa kali harus periksa ke dokter selama sakit dua minggu itu. Kebingungan dan rasa sakit yang masih Iren rasakan membuat makan malamnya sungguh tak bisa dinikmati dan terasa tak enak. Setelah makan malam hp sengaja tidak Iren letakkan di loker, toh kalo ketahuan nilai sudah keluar jadi tidak mungkin mengurangi nilai pikir Iren saat itu. Keputusan Alia untuk pulang ke rumah tantenya malam itu membuat Iren semakin bingung. Tak mungkin ia bisa ikut karena ia keluar prakerin jam 22.00 sedangkan tante Alia yang njemput harus berangkat kerja pukul 20.00 . mau kemana Iren malam ini?.. Tak ada saudara di kota itu, beberapa tawaran dari karyawan tempat ia prakerin pun mereka berikan namun serasa tidak mungkin karena karyawan cewek disana sebagian besar tidak mengendarai motor sendiri jika kerja malam hari. Sepintas terpintas dalam pikiran Iren “Johan” satu-satunya. Ya… Johan yang selalu membantu Iren, selalu ada saat Iren butuh yang bahkan perhatiannya melebihi kakak kandungnya sendiri. Johan yang selalu ada pun waktu itu tak ada, tidak bisa datang membantunya. Saat itu Johan masih di magelang dan diapun dalam keadaan flu berat. Tak ada pilihan lain lagi, akhirnya Iren memberanikan diri menghubungi Marcel teman satu kontrakan Johan, paling tidak agar bisa membantu meminjamkan uang untuk membayar kos untuk satu malam ini saja. Namun harapan itupun luntur sudah, karna Marcel juga tidak bisa membantunya….. Kebingungan Iren semakin lengkap…….. Jam kerja di tempat Iren prakerin sudah berakhir, Iren berganti pakaian kerja di loker. Seperti biasa ia pulang ke kos berjalan kaki dan tak jarang di pesimpangan jalan rumah mewah itu ada anjing yang selalu mengganggu. Dan seperti biasa pula saat jam kerja berakhir selalu banyak orang yang menjemput para karyawan, salah satu orang memanggil nama Iren.. peristiwa malam ini membuatnya meneteskan air mata bahagia, di tengah kebingungannya dan menahan rasa sakit yang ia rasakan, Johan datang sebagai pahlawan malam itu. Johan…. ya dia adalah teman, sahabat, saudara dan juga kakak bagi Iren yang sungguh-sungguh selalu ada untuk Iren. Janjinya untuk selalu menjaga selama Iren di ibu kota Jawa Tengah itupun benar-benar nyata. Dengan keadaan sakitnya rela melawan tetesan air hujan dan dinginnya udara malam itu dan tentunya perjuangan perjalanan melewati lika-liku jalan dan keramaian jalan selama 2,5 jam yang harus ia lalui dalam keadaan sakitnya. Setelah Iren ceritakan permasalahannya mereka pun ke kos untuk mengambil barang-barang yang sudah Iren kemasi. Perpisahan yang mengharukan pun terjadi, kakak2 baru Iren di kosnya menangis saat Iren pulang dan mereka kecewa pada ibu kos yang egois pada keputusannya. Namun tak apa, banyak makna yang bisa Iren ambil dari peristiwa 29 Agustus itu. Bisa ia lihat kebaikan yang Tuhan berikan, ditengah keterbatasan kita, kebingungan kita dan di setiap permasalahan kita Tuhan selalu ada. Melalui Johan bisa dirasakan kebaikan Tuhan malam itu. Malam terakhir Iren di ibu kota Jawa Tengah itupun harus menumpang di kos teman Johan. 30 Agustus hari terakhir prakerin bisa ia nikmati dengan tenang meskipun sakit yang ia alami masih terasa. Air mata bahagia karena sudah berhasil menyelesaikan tugas praktek dengan baik dan sedih karena harus berpisah dengan keluarga baru pun mengalir di perpisahan mereka. Banyak kenangan, pengalaman dan pelajaran berharga yang Iren, Alia dan teman-temannya dapatkan di ibukota Jawa Tengah itu…… Terimakasih untuk pahlawanku (Johan n Alia), kakak2 kos, keluarga baruku, orang tuaku, dan semua yang telah mengisi hari-hariku selama di kota itu… pengalaman indah yang tak akan kulupakan… *ita*